Tips Foto Stock Untuk Microstock Dengan HP Android

Posted on

Menjual foto melalui situs microstock akhir-akhir ini marak diminati bahkan oleh orang yang belum kenal teknik fotografi sekalipun. Hal ini tidak lepas dari mudahnya memotret dengan menggunakan HP. Namun tidak jarang karya yang diupload ke situs mikrostock mengalami penolakan dengan berbagai alasan.

Sedikit share bagi yang merasa galau dan minder submit foto dari HP tapi susah diapprove. Photo terlampir, saya ambil dengan menggunakan HP Android ‘jadul’ Meizu M8 pada saat kondisi gerimis dengan mode auto, tanpa tripod, tanpa edit. Saya ambil 2 foto dan keduanya diapprove oleh SS.

microstock
Contoh foto dengan HP yang diapprove oleh Shutterstock

Sebenernya sudah banyak tips dan trik motret pake hp untuk kebutuhan mikrostok yang bisa kita dapatkan dengan mudah. Untuk versi saya :

  1. Sebelum motret, tentukan dulu konsep foto yang akan kita ambil, minimal deskripsi foto sudah jadi sebelum pemotretan, syukur-syukur keywords juga sudah ada. Jadi pas upload kita udah g bingung lagi tentang deskripsi dan keyword. Ingat, di tujuan foto kita adalah untuk dijual, jadi kita harus tau foto kita tentang apa dan kira-kira bisa digunakan untuk apa.
  2. Bagi yang baru terjun ke dunia mikrostock, pelajari terlebih dahulu syarat dan ketentuannya seperti, file apa yang bisa diterima? berapa ukuran minimal foto? Apa itu editorial? Apa itu comercial? Dan sebagainya.
  3. Pada saat motret, usahakan kondisi cahaya dalam keadaan tidak kurang cahaya. Kalau terlalu gelap gunakan pencahayaan tambahan, atau jika tidak memungkinkan, tunda pemotretan sampai kondisi ideal. Cahaya yang kurang akan berpotensi membuat foto kita blur, noise, dan gelap (under exposed) dimana hal ini paling banyak menjadi alasan reject di SS (untuk foto ya).
  4. Setelah motret, review foto yang telah kita ambil dengan cara :

Kita lihat keseluruhan foto, apakah sudah ‘layak’ untuk dijual atau belum. Zoom 100%, kita lihat apakah foto kita blur atau ada noise g, kalau ada, jangan ragu-ragu untuk menghapus foto tersebut dan melakukan pemotretan ulang. Kenapa harus zoom 100%? Ingat, reviewer SS melakukan hal yang sama untuk mereview foto kita. Banyak kejadian foto yang kita lihat bagus, bersih, dan tajam begitu dizoom 100% ternyata blur dan noise. Jangan buang-buang waktu untuk menunggu foto yang dari awal sudah kita tau bakal direject, lebih baik motret lagi itung-itung sambil memperdalam ilmu fotografi kita.

  1. Setelah yakin foto kita baik dan layak, baru lakukan upload ke SS
  2. Gimana jika direject? G usah baper, sikapi dengan kepala dingin, lihat alasan penolakannya dan perbaiki. Perbaikan dapat dilakukan dengan bantuan software editing atau dengan pemotretan ulang. Kalau reject lagi? Koreksi lagi sampai diapprove anggap aja sebagai latihan bagi kita biar skill kita juga bertambah. Anggap saja foto yang direject adalah sampah biar kita iklas menerima penolakan tersebut.

Diblur biar diapprove? Saya pribadi tidak menyarankan. Memang dapat membuat foto kita diapprove, tapi balik lagi ke point 1, untuk apa foto blur itu? Ada yang mau beli g? berapa banyak saingannya?

Ingat, Microstock bukan media sosial seperti Instagram yang hanya untuk sekedar ‘pamer’ karya kita. Tujuan kita upload di microstock adalah untuk menjual karya kita. Jadi buatlah karya sebaik mungkin agar ada yang tertarik membelinya.

Tambahan :

  • Kenali kemampuan kita dan gear kita sebelum memotret.

Caranya bisa dengan latihan motret sebanyak-banyaknya dengan berbagai kondisi. Kita akan tau apa kelebihan dan kekurangan kita dan gear kita. Gunakan kelebihannya, siasati/perbaiki kekurangannya.

  • Reject tidak melulu soal kualitas foto kita, bisa juga dari deskripsi dan keyword kita yang tidak sesuai.
  • Kalau baru mulai terjun, jangan 100% beroientasi pada penjualan. Lebih baik fokus berkarya terlebih dahulu sampai setidaknya 1.000 karya terapprove. Kenapa 1.000? karena semakin banyak karya kita, kita dapat menganalisa karya seperti apa yang bisa diapprove dan laku.
  • Ide foto bisa kita dapatkan (untuk Shutterstock) salah satunya pada menu Insight > The Shot List pada halaman contributor. Ingat, ide ya bukan dijiplak 100%, gunakan teknik ATM (amati, tiru, modifikasi), nah yang diupload yang ‘modifikasi’ jangan yang ‘tiru’.

Sekian, semoga bermanfaat